Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 Desember 2013

Resume Ulumul Qur'an

NAMA            : MUHAMMAD IMAM MUHAJIR
NIM                : 2031112011
PRODI            : TAFSIR HADITS


v  BAB I

Pengertian ‘Ulumul Qur’an
Ulumul Qur’an terdiri atas dua suku kata bahasa arab yaitu, ‘Ulum dan al-qur’an. Kata ulum meruapakan jamak dari ilmu yang berarti “ilmu”. Sedangkan al-Qur’an Menurut ulama’ ushul fiqh, dan pakar bahasa Arab adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membaca mengandung nilai ibadah, diturunkan secra tawatur, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.
Pengertian Ulumul Qur’an secara istilah adalah Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Qur’an dari sisi informasi tentang sebab-sebab turunnya, kodifikasi pengumpulan dan pembukuannya, sistematika penulisannya, ayat-ayat makkiyahnya dan madaniyahnya, nasikh-mansukhya, muhkam dan mutasyabihnya serta hal-hal lain yang memiliki kaitan dengan al-Qur’an.

Ruang Lingkup ‘Ulumul Qur’an
       Aspek-aspek pembahasan ‘Ulumul Qur’an sangatlah banyak dan selalu berkembang. Terdiri dari enam pembahasan, yaitu :
1.      Nuzulul Qur’an, mencakup tiga hal pembahasan, yakni : Auqot wa mawatin an-nuzul ( waktu dan tempat turunnya al-Qur’an), Asbab an- Nuzul (sebab-sebab turunnya al-qur’an), dan Tarikh an-Nuzul (sejarah turunnya al-qur’an)
2.      Sanad (rangkaian para periwayat), mencakup enam hal pembahasan, yakni : Riwayat mutawatir, Riwayat ahad, Riwayat syadz, Macam-macam qira’at nabi, Para perawi dan penghafal al-qur’an, Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul).
3.      Qira’at ( cara pembacaan al-qur’an), antara lain : Wakaf (cara berhenti), Ibtida’ (cara memulai), Imalah, Madd, Idghom, Meringankan bacaan hamzah, dll.
4.         Persoalan kata-kata al-Qur’an. Membahas tentang Ghorib (kata-kata yang asing dalam al-qur’an), Mu’rob, Istiaroh, Tasbih (penyerupaan), Murodif (padanan kata-kata al-qur’an), Musytarok (kata-kata al-qur’an yang mempunyai makna serupa).
5.      Makna-makna al-quran yang berkaitan dengan hukum. Membahas tentang makna umum (‘am), khash, makna dhohir, mujmal (makna global), makna yang diperinci (mufashol), manthuq (makna yang ditunjukan oleh konteks pembicaraan), mafhum (makna yang dapat dipahami dari konteks pembicaraan, muhkam (nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan), mutasyabih (nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran didalamnya, nasikh mansukh, muqaddam, muahhor.
6.         Makna-makna al-qur’an yang berpautan dengan kata-kata alqur an. Membahas tentang fashl (pemisah), washl ( bersambung), uraian singkat (i’jaz), uraian panjang (itnab), uraian seimbang (musawah), qoshr (pendek).
Adapun pokok-pokok cabang Ulumul Qur’an antara lain :
o  Ilmu Adab Tilawatil Qur’an
o  Ilmu Bada’iu al-Qur’an (menerangkan keindahan susunan bahasa al-Qur’an
o  Ilmu Tanasub / Munasabah (menerangkan persesuaian antara satu ayat dengan ayat yang sebelum maupun sesudahnya)
o  Ilmu Aqsam al-Qur’an (menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an)
o  Ilmu Amtsal al-Qur’an (menerangkan perumpamaan-perumpamaan al-Qur’an)
o  Ilmu Jadal al-Qur’an (menerangkan macam-macam perdebatan yang telah di hadapkan al-Qur’an kepada segenap kaum musyrik dan kafir).

Relevansi ‘Ulumul Qur’an terhadap Tafsir
Persamaan antara Ilmu Tafsir dengan ‘Ulumul Qur’an terletak pada objek pembahasannya, yaitu kedua disiplin ilmu tersebut secara bersama-sama berusaha menggali ilmu-ilmu yang terkandung di dalam al-Quran dari berbagai aspek tertentu. Ilmu Tafsir bertujuan mengungkap atau menjelaskan makna kata-kata al-Quran yang samar atau rumit, sedangkan Ulumul Quran juga sebuah ilmu yang bermaksud mengkaji al-Quran dari berbagai aspeknya secara universal. Pada intinya Ulumul Quran dan Ilmu Tafsir adalah dua disiplin ilmu yang berpadu dalam rangka memahami al-Quran.


v  BAB II

Sejarah Perkembangan ‘Ulumul Qur’an
Sejarah perkembangan ‘Ulum al-Qur’an dimulai dari beberapa fase dan selalu berkembang dari fase awal menuju fase selanjutnya. Berikut beberapa fase perkembangan ‘Ulum al-Qur’an:
Fase ini terjadi pada masa Rasulullah saw dan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin,
2.      Fase Kodifikasi
Hal ini bermula ketika shahabat ‘Ali bin Abi Thalib memerintah Abu al-Aswad ad-Dauli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah shahabat ‘Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Pengodifikasian ini semakin marak dan meluas ketika Islam berada pada pemerintahan Bani Umayyah dan Bani ‘Abbasyiah pada periode-periode awal pemerintahannya.

Urgensi Mempelajari ‘Ulumul Qur’an
            Pentingnya kita untuk mempelajari ‘Ulum al-Qur’an diantaranya adalah:
1.      Untuk menafsirkan Al-Qur’an dan memahaminya dengan sempurna.
2.      Untuk menerjemahkan Al-Qur’an.
3.      Supaya kita mempunyai senjata yang ampuh yang dapat kita gunakan untuk membela kesucian Al-Qur’an al-Karim.
4.      Untuk memahami segala ikhwal yang berkaitan dengan al-Qur’an, baik pemahaman bacaan maupun kandungannya.
5.      Dapat mengetahui asbabun nuzul dari ayat-ayat Al-Qur’an.
6.      Mengetahui nasikh mansukh yang terdapat dalam Al-Qur’an.
7.      Mengetahui keterkaitan serta keserasian dari ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an ( munasabah ).




v  BAB III

Pengertian Nuzulul Qur’an
Lafadz  ‘Nuzul’ secara bahasa berarti ”menetap di satu tempat” atau “turun dari tempat yang tinggi”. Kata kerjanya adalah “nazala” (نزل)HYPERLINK "http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=bHYPERLINK "http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=b yang artinya “dia telah turun” atau “dia menjadi tetamu”. Pengertian Nuzulul Qur’an secara istilah adalah ”Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril as secara bertahap”.

Pemeliharaan Al-Qur’an
Sejarah penulisan dan pemeliharaan secara umum pada dasarnya dibagi menjadi empat masa ;
1)   Pencatatan al-qur’an pada masa nabi
2)   Penghimpunan al-Qur’an di zaman Abu Bakar as-syidiq
3)   Penulisan al-qur’an pada masa Utsman bin Affan
4)   Pencetakan al-Qur’an pada abad ke-17 masehi


v  BAB IV

Macam-macam Turunnya Al-Qur’an
       Al-Qur’an diturunkan melalui tiga tahapan :
1)      Tahap Pertama, Al-qur’an diturunkan / ditempatkan di Lauh Mahfudh.
2)      Tahapan kedua, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di langit dunia, yaitu pada malam lailatul qodar.     
3)      Tahapan Ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul Izzah langsung kepada nabi Muhammad SAW, baik melalui perantaraan Malaikat Jibril atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir.

Pendapat Orientalis tentang Al-Qur’an
       Orang-orang orientalis berusaha menunjukkan kelemahan-kelemahan Al-Quran dari berbagai sisi dri waktu ke waktu, mereka mempelajari al-Qur’an dengan tujuan mencari kelemahan al-Qur’an. Namun mereka  tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya.

Fakta-fakta Tentang Al-Qur’an
Diantara fakta-fakta al-Qur’an :
1)   Al-Quran adalah kitab berbahasa arab yang paling mulia
2)               Al-Quran sebagai kitab hidayah yang agung
3)               Al-Quran menentang taklid dan menyuruh untuk meneliti alam       
4)   Al-Quran adalah kunci ilmu-ilmu empiris terapan
5)   Al-Quran menerangkan fanatisme kelompok dan klaim-klaim jahiliyyah
6)   Al-Quran membangun umat percontohan



v  BAB V

Pengertian Asbabun Nuzul
Kata Asbabun Nuzul ( اسبا ب النزول ) merupakan bentuk frase ( Idhofah ). Kata Asbab (اسبا ب) adalah bentuk jama’ dari  (سبب /sebab). Sedangkan kata al-Nuzul ( النزول ) pengertiannya sama dengan نزول القرأن , sehingga kalau disebutkan  اسبا ب النزول mengandung arti sama dengan اسبا ب النزول القرأن  ( sebab-sebab turunnya Al-Qur’an ), maka pengertian asbabun-nuzul  adalah “ Sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an”.
Adapun pengertian secara terminologis menurut Dr. Shubhi as-shalih adalah :

ما نزلت الأيت بسببه متضمة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه
Artinya :
“ Sesuatu berupa peristiwa atau pertanyaan yang melatarbelakangi turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, dimana ayat tersebut mengandung informasi mengenai peristiwa itu, atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan, atau menjelaskan hukum yang terkandung dalam peristiwa itu, pada saat terjadinya peristiwa atau pertanyaan tersebut.

Macam-macam Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul terbagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa, yaitu kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an.
2.      Asbabul Nuzul dalam bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an.

Redaksi Asbabun Nuzul
Peristiwa atau pertanyaan yang disebut sebagai asbabun-nuzul itu terjadi pada masa Rosulullah (pada masa turunnya ayat-ayat Al-Qur’an). Sehingga, asbabun- nuzul hanya dapat diketahui melalui penuturan para sahabat Nabi yang secara langsung menyaksikan terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab nuzul. Para sahabat menggunakan redaksi atau ungkapan yang berbeda dalam penyampaiannya antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan atau redaksi tersebut juga mengandung arti implikasi yang berbeda pada  status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan atau redaksi yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan sebab nuzul anatara lain:
1.         Kata سبب (sebab). Contohnya seperti:
سبب نزول هذه الاية كذا... ( sebab turunnya ayat ini demikian …)
Ungkapan ini disebut juga redaksi yang sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makana lain.

2.         Kata ف ( maka ). Contohnya seperti:
حد ثت كذا و كذا فنزلت الاية ( telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat ).
Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).

3.         Kata في ( mengenai/tentang ). Contohnya seperti:
نزلت هذه الاية في كذا وكذا... ( ayat ini turun mengenai ini dan itu ). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas ( ghairu sharih ) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan mengandung pengertian lain.

v  BAB VI

Manfaat Asbabun Nuzul
Adapun manfaat dari asbabun nuzul di antaranya adalah:
5.       Memudahkan hafalan dan pemahaman tentang asbabun-nuzul dengan beberapa sebab di antaranya peristiwa-peristiwa, hubungan peristiwa kepada individu serta beberapa hukum agar memudahkan untuk mengingatnya.

Ragam Asbabun Nuzul
Setiap ayat yang turun ada yang memiliki beragam riwayat berbeda yang menceritakan asbabun nuzulnya, dan ada pula yang lebih dari satu ayat namun memiliki satu latar belakang sebab turunnya.




0 komentar:

Posting Komentar