NAMA
: MUHAMMAD IMAM MUHAJIR
NIM : 2031112011
PRODI
: TAFSIR HADITS
v BAB I
Pengertian
‘Ulumul Qur’an
Ulumul Qur’an terdiri
atas dua suku kata bahasa arab yaitu, ‘Ulum dan al-qur’an. Kata ulum
meruapakan jamak dari ilmu yang berarti “ilmu”. Sedangkan al-Qur’an Menurut ulama’ ushul fiqh, dan pakar
bahasa Arab adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang
lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membaca mengandung nilai ibadah,
diturunkan secra tawatur, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat
Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.
Pengertian
Ulumul Qur’an secara istilah adalah Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan
yang berkaitan dengan al-Qur’an dari sisi informasi tentang sebab-sebab
turunnya, kodifikasi pengumpulan dan pembukuannya, sistematika penulisannya, ayat-ayat
makkiyahnya dan madaniyahnya, nasikh-mansukhya, muhkam dan mutasyabihnya serta
hal-hal lain yang memiliki kaitan dengan al-Qur’an.
Ruang
Lingkup ‘Ulumul Qur’an
Aspek-aspek pembahasan ‘Ulumul Qur’an
sangatlah banyak dan selalu berkembang. Terdiri dari enam pembahasan, yaitu :
1.
Nuzulul Qur’an,
mencakup tiga hal pembahasan, yakni : Auqot wa mawatin an-nuzul ( waktu dan
tempat turunnya al-Qur’an), Asbab an- Nuzul (sebab-sebab turunnya al-qur’an),
dan Tarikh an-Nuzul (sejarah turunnya al-qur’an)
2.
Sanad
(rangkaian para periwayat), mencakup enam hal pembahasan, yakni : Riwayat mutawatir,
Riwayat ahad, Riwayat syadz, Macam-macam qira’at nabi, Para perawi dan
penghafal al-qur’an, Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul).
3.
Qira’at ( cara
pembacaan al-qur’an), antara lain : Wakaf (cara berhenti), Ibtida’ (cara
memulai), Imalah, Madd, Idghom, Meringankan bacaan hamzah, dll.
4.
Persoalan
kata-kata al-Qur’an. Membahas tentang Ghorib (kata-kata yang asing dalam
al-qur’an), Mu’rob, Istiaroh, Tasbih (penyerupaan), Murodif (padanan kata-kata
al-qur’an), Musytarok (kata-kata al-qur’an yang mempunyai makna serupa).
5.
Makna-makna
al-quran yang berkaitan dengan hukum. Membahas tentang makna umum (‘am), khash,
makna dhohir, mujmal (makna global), makna yang diperinci (mufashol), manthuq
(makna yang ditunjukan oleh konteks pembicaraan), mafhum (makna yang dapat
dipahami dari konteks pembicaraan, muhkam (nash yang petunjuknya tidak
melahirkan keraguan), mutasyabih (nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat
kesamaran didalamnya, nasikh mansukh, muqaddam, muahhor.
6.
Makna-makna
al-qur’an yang berpautan dengan kata-kata alqur an. Membahas tentang fashl
(pemisah), washl ( bersambung), uraian singkat (i’jaz), uraian panjang
(itnab), uraian seimbang (musawah), qoshr (pendek).
Adapun pokok-pokok cabang Ulumul Qur’an antara lain :
o Ilmu Adab Tilawatil Qur’an
o Ilmu Bada’iu al-Qur’an (menerangkan keindahan susunan bahasa
al-Qur’an
o Ilmu Tanasub / Munasabah (menerangkan persesuaian antara satu ayat
dengan ayat yang sebelum maupun sesudahnya)
o Ilmu Aqsam al-Qur’an (menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah
Allah yang terdapat dalam al-Qur’an)
o Ilmu Amtsal al-Qur’an (menerangkan perumpamaan-perumpamaan
al-Qur’an)
o Ilmu Jadal al-Qur’an (menerangkan macam-macam perdebatan yang telah
di hadapkan al-Qur’an kepada segenap kaum musyrik dan kafir).
Relevansi
‘Ulumul Qur’an terhadap Tafsir
Persamaan antara Ilmu Tafsir dengan ‘Ulumul
Qur’an terletak pada objek pembahasannya, yaitu kedua disiplin ilmu tersebut
secara bersama-sama berusaha menggali ilmu-ilmu yang terkandung di dalam al-Quran
dari berbagai aspek tertentu. Ilmu Tafsir bertujuan mengungkap atau menjelaskan
makna kata-kata al-Quran yang samar atau rumit, sedangkan Ulumul Quran juga
sebuah ilmu yang bermaksud mengkaji al-Quran dari berbagai aspeknya secara
universal. Pada intinya Ulumul Quran dan Ilmu Tafsir adalah dua disiplin ilmu
yang berpadu dalam rangka memahami al-Quran.
v
BAB II
Sejarah
Perkembangan ‘Ulumul Qur’an
Sejarah perkembangan ‘Ulum al-Qur’an dimulai dari beberapa fase dan
selalu berkembang dari fase awal menuju fase selanjutnya. Berikut beberapa fase
perkembangan ‘Ulum al-Qur’an:
2.
Fase Kodifikasi
Hal ini bermula ketika shahabat ‘Ali bin Abi Thalib
memerintah Abu al-Aswad ad-Dauli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah shahabat ‘Ali
inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa arab.
Pengodifikasian ini semakin marak dan meluas ketika Islam berada pada
pemerintahan Bani Umayyah dan Bani ‘Abbasyiah pada periode-periode awal
pemerintahannya.
Urgensi
Mempelajari ‘Ulumul Qur’an
Pentingnya kita untuk mempelajari
‘Ulum al-Qur’an diantaranya adalah:
1.
Untuk
menafsirkan Al-Qur’an dan memahaminya dengan sempurna.
2.
Untuk
menerjemahkan Al-Qur’an.
3.
Supaya kita
mempunyai senjata yang ampuh yang dapat kita gunakan untuk membela kesucian
Al-Qur’an al-Karim.
4.
Untuk memahami
segala ikhwal yang berkaitan dengan al-Qur’an, baik pemahaman bacaan maupun
kandungannya.
5.
Dapat
mengetahui asbabun nuzul dari ayat-ayat Al-Qur’an.
6.
Mengetahui
nasikh mansukh yang terdapat dalam Al-Qur’an.
7.
Mengetahui
keterkaitan serta keserasian dari ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an (
munasabah ).
v
BAB III
Pengertian
Nuzulul Qur’an
Lafadz ‘Nuzul’ secara bahasa berarti ”menetap di satu
tempat” atau “turun dari tempat yang tinggi”. Kata kerjanya adalah “nazala” (نزل) yang artinya “dia telah
turun” atau “dia menjadi tetamu”. Pengertian Nuzulul Qur’an secara istilah adalah ”Peristiwa
diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril as secara bertahap”.
Pemeliharaan
Al-Qur’an
Sejarah
penulisan dan pemeliharaan secara umum pada dasarnya dibagi menjadi empat masa
;
1)
Pencatatan al-qur’an pada masa
nabi
2)
Penghimpunan al-Qur’an di zaman
Abu Bakar as-syidiq
3)
Penulisan al-qur’an pada masa
Utsman bin Affan
4)
Pencetakan al-Qur’an pada abad
ke-17 masehi
v
BAB IV
Macam-macam
Turunnya Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan melalui tiga tahapan
:
1)
Tahap Pertama, Al-qur’an
diturunkan / ditempatkan di Lauh Mahfudh.
2)
Tahapan kedua, Al-Qur’an diturunkan
dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di langit dunia, yaitu pada malam lailatul
qodar.
3)
Tahapan Ketiga, Al-Qur’an turun
dari Baitul Izzah langsung kepada nabi Muhammad SAW, baik melalui perantaraan
Malaikat Jibril atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari nabi Muhammad
SAW, maupun dari balik tabir.
Pendapat
Orientalis tentang Al-Qur’an
Orang-orang orientalis berusaha
menunjukkan kelemahan-kelemahan Al-Quran dari berbagai sisi dri waktu ke waktu,
mereka mempelajari al-Qur’an dengan tujuan mencari kelemahan al-Qur’an. Namun
mereka tidak mendapatkan celah untuk
meragukan keotentikannya.
Fakta-fakta
Tentang Al-Qur’an
Diantara
fakta-fakta al-Qur’an :
1)
Al-Quran adalah
kitab berbahasa arab yang paling mulia
2)
Al-Quran sebagai kitab hidayah yang
agung
3)
Al-Quran menentang taklid dan
menyuruh untuk meneliti alam
4)
Al-Quran adalah
kunci ilmu-ilmu empiris terapan
5)
Al-Quran
menerangkan fanatisme kelompok dan klaim-klaim jahiliyyah
6)
Al-Quran
membangun umat percontohan
v
BAB V
Pengertian
Asbabun Nuzul
Kata
Asbabun Nuzul ( اسبا ب النزول ) merupakan bentuk frase ( Idhofah ). Kata Asbab (اسبا ب) adalah bentuk
jama’ dari (سبب /sebab). Sedangkan kata al-Nuzul ( النزول )
pengertiannya sama dengan نزول القرأن , sehingga kalau disebutkan
اسبا ب النزول mengandung arti sama dengan اسبا ب النزول
القرأن ( sebab-sebab turunnya Al-Qur’an ), maka
pengertian asbabun-nuzul
adalah “ Sebab-sebab yang melatarbelakangi
turunnya Al-Qur’an”.
Adapun
pengertian secara terminologis menurut Dr. Shubhi as-shalih
adalah :
ما نزلت الأيت بسببه متضمة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه
Artinya :
“ Sesuatu berupa peristiwa atau pertanyaan yang melatarbelakangi turunnya
suatu ayat atau beberapa ayat, dimana ayat tersebut mengandung informasi
mengenai peristiwa itu, atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan, atau
menjelaskan hukum yang terkandung dalam peristiwa itu, pada saat terjadinya
peristiwa atau pertanyaan tersebut.
Macam-macam
Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul terbagi menjadi dua macam
yaitu :
1.
Asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa, yaitu
kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an.
2. Asbabul Nuzul dalam bentuk
pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan turunnya
ayat al-Qur’an.
Redaksi
Asbabun Nuzul
Peristiwa
atau pertanyaan yang disebut sebagai asbabun-nuzul itu terjadi pada masa
Rosulullah (pada masa turunnya ayat-ayat Al-Qur’an). Sehingga, asbabun- nuzul
hanya dapat diketahui melalui penuturan para sahabat Nabi yang secara langsung
menyaksikan terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab nuzul. Para
sahabat menggunakan redaksi atau ungkapan yang berbeda dalam penyampaiannya
antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan atau redaksi tersebut juga mengandung arti implikasi yang berbeda pada status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan atau
redaksi yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan sebab nuzul anatara lain:
1.
Kata سبب (sebab). Contohnya
seperti:
سبب نزول هذه الاية كذا... ( sebab
turunnya ayat ini demikian …)
Ungkapan ini disebut juga redaksi yang
sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti
ini menunjukan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak
mengandung makana lain.
2.
Kata ف ( maka ).
Contohnya seperti:
حد ثت كذا و كذا فنزلت الاية ( telah
terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat ).
Ungkapan ini mengandung pengertian yang
sama dengan penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
3.
Kata في (
mengenai/tentang ). Contohnya seperti:
نزلت هذه الاية في كذا وكذا... ( ayat
ini turun mengenai ini dan itu ). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (
ghairu sharih ) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih
dimungkinkan mengandung pengertian lain.
v BAB VI
Manfaat
Asbabun Nuzul
Adapun manfaat dari asbabun nuzul di antaranya
adalah:
3. Menentukan sebuah hukum melalui
sebab turunnya ayat menurut pandangan relatif bukan berpandangan secara umum
yang dipakai.
5.
Memudahkan hafalan dan pemahaman tentang asbabun-nuzul
dengan beberapa sebab di antaranya peristiwa-peristiwa, hubungan peristiwa
kepada individu serta beberapa hukum agar memudahkan untuk mengingatnya.
Ragam
Asbabun Nuzul
Setiap
ayat yang turun ada yang memiliki beragam riwayat berbeda yang menceritakan
asbabun nuzulnya, dan ada pula yang lebih dari satu ayat namun memiliki satu
latar belakang sebab turunnya.
0 komentar:
Posting Komentar