Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 Desember 2013

REVIEW JURNAL ARTIKEL ILMIAH

REVIEW
 JURNAL ARTIKEL ILMIAH
Disusun Sebagai Pengganti
 UAS 2012/2013

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Umum Budi K, M. Hum
 








MIFTAKHUN NI’MAH
( 2031112007 )

JURUSAN USHULUDDIN PRODI TAFSIR HADITS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
Review Jurnal Dosen
SIKAP DAN MOTIVASI
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS
Studi terhadap Mahasiswa dan Dosen STAIN Pekalongan
Nur Kholis[1]
Jurnal Penelitian Volume 4, Nomor 2, Tahun 2007

A.      Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
            Sebagai institusi perguruan tinggi, STAIN Pekalongan berkewajiban untuk mempersiapkan lulusannya memiliki wawasan luas dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan khususnya pada aspek keislaman masyarakat Indonesia.
            Tantangan global yang dihadapi lulusan lembaga ini tampaknya tidak cukup disikapi hanya dengan penyelenggaraan perkuliahan “konvensional”. STAIN Pekalongan perlu memiliki program tambahan yang akan mendukung keberhasilan tugasnya mempersiapkan lulusannya dengan kemampuan adaptif, responsif, dan kompetitif seiring dengan semakin ketatnya persaingan global.
            Hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah “keterampilan berbahasa Inggris bagi mahasiswa STAIN Pekalongan”. Perkembangan STAIN Pekalongan yang saat ini telah memiliki program studi ekonomi Islam dan perbankan adalah salah satu diantara alasan pentingnya lembaga ini memberikan perhatian pada keterampilan berbahasa Inggris. Dilihat dari cakupannya yang lebih terbuka, kedua prodi ini sangat berkepentingan terhadap mutu kemampuan berbahasa Inggris lulusannya.
            Disisi lain, banyak penelitian dari perguruan tinggi di berbagai bidang yang menggunakan bahasa Inggris dalam penulisannya. Bahkan, penelitian keislaman dari negara Barat pun masih sedikit yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Lebih lagi informasi beragam yang dapat membantu mahasiswa dalam mengkaji materi perkuliahan dapat diakses memalui internet menggunakan bahasa Inggris.
            STAIN Pekalongan, yang usianya relatif mulai beranjak dewasa yakni 10 tahun seharusnya sudah menjadikan lembaga ini memilikikemantapan dalam pengembanganketerampilan mahasiswanya dalam menggunakan bahasa Inggris. Beberapa program yang dicanangkan oleh pihak STAIN Pekalongan diantaranya adalah pendirian Ma’had ‘Aly, penyelenggaraan kelas TOEFL bagi mahasiswa, otonomisasi total penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab dan Inggris oleh UPB, pengadaan kelas multimedia, in-service training bagi dosen-dosen bahasa, dan lain-lain. Ide-ide tersebut diharapkan memberikan jaminan mutu yang terbaik bagi pendidikan bahasa Inggris di lembaga ini.
            Diantara faktor penentu keberhasilan pengembangan bahasa Inggris di lembaga ini adalah faktor human resource yang menjadi pemain utama; mereka adalah mahasiswa dan instruktur bahasa Inggris. Faktor lain yakni sarana dan prasarana juga mempunyai kontribusi yang tidak kecil, akan tetapi kunci utama terciptanya peningkatan mutu keterampilan bahasa Inggrismahasiswa STAIN Pekalongan justru faktor SDM itu sendiri.
            Komponen utama dari human resource ini adalah sikap dan motivasi. Dalam hal ini, bagaimana mahasiswa dan dosen bahasa Inggris di STAIN Pekalongan memiliki keyakinan terhadap pentingnya faktor dalam penentuan pengembangan kemampuan berbahasa Inggris. Terlebih lagi ada tidaknya dorongan serta motivasi dalam mempelajari bahasa Inggris.
            Dengan uraian seperti telah dijelaskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yakni mengetahui sikap dan motivasi mahasiswa dan dosen bahasa Inggris STAIN Pekalongan untuk mengembangkan keterampilan bahasa Inggris, serta mengetahui strategi yang dilakukan STAIN Pekalongan untuk meningkatkan mutu keterampilan mahasiswanya dalam berbahasa Inggris.
B.       Metode Penelitian
            Peneliti melakukan penelitian tersebut di STAIN Pekalongan. Subjek pertama dari penelitian tersebut adalah (10%) mahasiswa S1 reguler yang terdaftar pada bulan September 2007 memasuki tahun ke-2 dan 10% dari mahasiswa S1 reguler baru yang dipilih secara acak, 60 mahasiswa semester III dan 90 mahasiswa baru. Subjek kedua dari penelitian ini yakni enam orang dosen bahasa Inggris di STAIN Pekalongan.
            Penelitian kepada para mahasiswa tersebut dilakukan dengan cara pengumpulan para mahasiswa di suatu ruangan dan dengan secara bersama-sama menjawab item-item survey dari peneliti yang diberikan kepada mereka dan setelah selesai item-item yang berisi jawaban tersebut dikumpulkan kembali kepada peneliti. Sedangkan penelitian terhadap para dosen dilakukan dengan diberikannya angket kepada enam orang dosen bahasa Inggris tersebut yang kemudian hasil dari angket tersebut diberikan kembali kepada peneliti.
            Untuk memperoleh hasil penelitian tersebut, penelitian dianalisis menggunakan teknik analisa statistik dan data kualitatif, yaitu dengan membuat tabel frekuensi dan dicari nilai meanserta dianalisa dengan penafsiran oleh peneliti dimana peneliti merumuskan keputusan-keputusan tentang data yang ada dalam konteks yang partikular.

C.       Hasil Penelitian
            Dari hasil penelitian, peneliti dapat menyajikan hasil penelitiannya terhadap mahasiswa, yang pertama yakni mengenai sikap mahasiswa terhadap pengembangan keterampilan bahasa Inggris. Berikut tabel dari komponen sikap:
NILAI
KATEGORI
f
fr
MEAN
37 – 39
Sangat Positif
8
6

32 – 36
Positif
70
56
32
27 – 31
Biasa
43
34

22 – 26
Negatif
4
3

17 – 21
Sangat Negatif
1
1



126










            Berdasarkan tabel diatas dihasilkan responden yang berjumlah 126 mahasiswa menghasilkan 8 mahasiswa bersikap sangat positif, 70 mahasiswa bersikap positif, 43 mahasiswa bersikap biasa, 4 mahasiswa bersikap negatif dan hanya 1 mahasiswa yang bersikap sangat negatif terhadap pengembangan keterampilan bahasa Inggris tersebut.
            Hasil penelitian terhadap mahasiswa yang kedua mengenai motivasi mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Survey mengenai motivasi ini menggunakan tiga komponen: integrative orientation(IntO), instrumental orientation(InsO), dan travel orientation(TO). Secara keseluruhan survey tersebut dihasilkan dalam tabel berikut:

Tabel Analisa Statistik komponen motivasi ( N = 126 )
NILAI
KATEGORI
f
fr
MEAN
136 – 145
Sangat Tinggi
11
9

126 – 135
Tinggi
25
20

116 – 125
Sedang
47
37
120
106 – 115
Rendah
32
25

96 – 105
Sangat Rendah
11
9



126


      
            Berdasarkan tabel diatas dihasilkan tingkatan motivasi mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris, dari responden sejumlah 126 terdapat 11 mahasiswa bermotivasi tinggi, 25 mahasiswa bermotivasi tinggi, 47 mahasiswa bermotivasi sedang, 32 mahasiswa bermotivasi rendah, dan 11 mahasiswa bermotivasi sangat rendah terhadap minatnya mempelajari bahasa Inggris.
            Hasil penelitian terhadap para dosen STAIN Pekalongan yakni sikap dan motivasi dosen bahasa Inggris terhadap pengembangan keterampilan bahasa Inggris di STAIN Pekalongan. Survey penelitian atas sikap dosen terdapat pada tabel berikut:
                                                            Attitude (sikap)
NILAI
KATEGORI
f
33 – 35
Sangat Positif
1
30 – 32
Positif
2
27 – 29
Biasa
2
           
            Dari tabel diatas diperoleh data yakni responden lima orang dosen dihasilkan dua dosen bersikap positif, dua dosen bersikap biasa, dan hanya seorang dosen yang bersikap sangat positif.
            Survey yang kedua yakni motivasi dosen dalam pengembangan keterampilan bahasa Inggris di STAIN Pekalongan terdapat pada tabel berikut:
Motivasi IntO, InsO, TO
NILAI
KATEGORI
f
110 – 123
Sangat Tinggi
1
94 – 108
Tinggi
2
78 – 93
cukup
2
           
            Survey secara keseluruhan dari tabel diatas yakni, dari lima dosen terdapat dua dosen yang bermotivasi cukup, dua dosen bermotivasi tinggi, dan hanya seorang dosen yang bermotivasi sangat tinggi dalam mengembangkan keterampilan bahasa Inggris.

D.      Kelebihan
            Kelebihan jurnal tersebut adalah jumlah sampel yang diteliti dijelaskan secara detail mengenai jumlahnya maupun jabatannya. Data penelitian yang diperoleh melalui analisa statistik dan data kualitatif yang disajikan dengan tabel beserta keterangan atas tabel tersebut, sehingga memberikan kemudahan dalam memahaminya.

E.       Kekurangan
            Selain kelebihan yang telah diuraikan seperti diatas, jurnal penelitian tersebut juga terdapat suatu kekurangan yakni populasi atau sampel yang diteliti hanyalah sebagian kecil dari mahasiswa yang ada di STAIN Pekalongan sehingga di dalam menarik kesimpulan tidak sepenuhnya dapat disimpulkan.

    







Review Artikel Mahasiswa
SINGKRONISASI GAYA HIDUP MAHASISWA
Ahmad Masroni[2]
Al-Mizan Edisi XIV I Januari – Juni 2007

       Artikel ini mengulas sebuah fenomena gaya hidup seorang mahasiswa pada masa sekarang ini. Maraknya berbagai dunia hiburan menjadikan ratting teratas untuk melepas penat dari rutinitas keseharian masyarakat termasuk mahasiswa. Dapat dilihat, padatnya cafe – cafe, warnet, game station, tempat billiard, bahkan tempat diskotik yang kebanyakan pendatangnya adalah mahasiswa.
       Nampaknya dunia hiburan telah mengubah gaya hidup mahasiswa. Gaya hidup mahasiswa – khususnya di kota Pekalongan – saat ini mengalami ‘ketidak singkronan’ antara pola hidup seorang mahasiswa dengan orientasi masa depan mahasiswa. Pola hidup yang sudah mengakar pada tatanan hidup mahasiswa yakni segala sesuatu harus menarik, menyenangkan, menghibur, serta tidak kuno. Penampilan luar dari sesuatu akan memerankan aspek dalamnya sesuatu tersebut. Apabila penampilan luar tidak menarik maka isi yang terkandung didalamnya akanmemberi kesan tidak menarik pula.
       Penjelasan lebih dari artikel ini yakni pola hidup mahasiswa yang lebih membudayakan poin – poin inderawi saja. Budaya yang ngetrend dan yang tidak ketinggalan zaman sudah menjadi citra diri dari mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh globalisasi dan budaya barat yang merebak (westernisasi). Seperti halnya mode pakaian saat ini yang lebih menonjolkan auratnya (khususnya bagi kaum wanita), hobi berbelanja barang – barang mewah, kebiasaan nongkrong yang hanya membuang – buang waktu, seks bebas ( kissing, nacking, petting, dan intercause ). Pola hidup seperti ini sudah menjangkit dalam diri seorang mahasiswa.
       Dalam artikel ini disebutkan juga sisi lain seorang mahasiswa yang merupakan kaum intelektual muda diharapkan menjadi generasi pemimpin perubahan ( The Director of Change ) serta menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu, harus diutamakan pembekalan diri baik dalam mempersiapkan masa depan (dunia kerja) maupun kemampuan diri dalam memecahkan masalah (problem solving).
       Jika di amati lebih jauh, mahasiswa seperti timbangan yang akan lebih mengikuti pada titik benda yang terberat. Perhatikan saja, lembaga kampus pada dasarnya telah mengatur kode etik berbusana bagi mahasiswa, namun hanya menjadi hidangan fiktif bagi mahasiswa. Dari itu, penulis mengatakan bahwa diperlukan adanya singkronisasi (penyesuaian) antara gaya hidup mahasiswa dengan orientasi masa depan mahasiswa agar kesinambungan proses yang dijalani mahasiswa saat ini (kuliah – kerja) dapat tercapai optimal. Terlebih lagi mahasiswa harus mempunyai orientasi masa depan untuk memperbaiki diri dan masyarakat dengan menghindari citra diri yang konsumtif, liberalis, dan hedonis dalam diri mahasiswa.
       Pesan akhir yang disampaikan penulis yakni mahasiswa yang mengikuti kegiatan – kegiatan pengembangan diri seperti mengikuti organisasi intra dan ekstra kampus merupakan modal untuk melangkah ke masa depan yang cerah. Sudah saatnya mahasiswa ‘bangun’ dalam memahami orientasi masa depan. Paling tidak dengan kesiapan orientasi ke masa depan mahasiwa mampu membuat perencanaan hidupnya sejak awal.




[1]Peneliti adalah Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan
[2]Mahasiswa Tarbiyah Semester V STAIN Pekalongan.

1 komentar:

  1. SIP ..mohon di perbayak riview jurnalnya sbg wawasan keilmuan kita bersama

    BalasHapus