REVIEW
JURNAL ARTIKEL
ILMIAH
Disusun Sebagai Pengganti
UAS 2012/2013
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Umum Budi K, M. Hum
MIFTAKHUN NI’MAH
( 2031112007 )
JURUSAN USHULUDDIN PRODI TAFSIR HADITS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
Review Jurnal Dosen
SIKAP DAN MOTIVASI
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS
Studi terhadap Mahasiswa dan Dosen STAIN
Pekalongan
Nur Kholis[1]
Jurnal Penelitian Volume 4, Nomor 2, Tahun
2007
A.
Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
Sebagai institusi perguruan tinggi, STAIN
Pekalongan berkewajiban untuk mempersiapkan lulusannya memiliki wawasan luas
dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya
dan khususnya pada aspek keislaman masyarakat Indonesia.
Tantangan
global yang dihadapi lulusan lembaga ini tampaknya tidak cukup disikapi hanya
dengan penyelenggaraan perkuliahan “konvensional”. STAIN Pekalongan perlu
memiliki program tambahan yang akan mendukung keberhasilan tugasnya mempersiapkan
lulusannya dengan kemampuan adaptif, responsif, dan kompetitif seiring dengan
semakin ketatnya persaingan global.
Hal yang
ingin dikaji dalam penelitian ini adalah “keterampilan berbahasa Inggris bagi
mahasiswa STAIN Pekalongan”. Perkembangan STAIN Pekalongan yang saat ini telah
memiliki program studi ekonomi Islam dan perbankan adalah salah satu diantara
alasan pentingnya lembaga ini memberikan perhatian pada keterampilan berbahasa
Inggris. Dilihat dari cakupannya yang lebih terbuka, kedua prodi ini sangat
berkepentingan terhadap mutu kemampuan berbahasa Inggris lulusannya.
Disisi
lain, banyak penelitian dari perguruan tinggi di berbagai bidang yang
menggunakan bahasa Inggris dalam penulisannya. Bahkan, penelitian keislaman
dari negara Barat pun masih sedikit yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Lebih lagi informasi beragam yang dapat membantu mahasiswa dalam mengkaji
materi perkuliahan dapat diakses memalui internet menggunakan bahasa Inggris.
STAIN
Pekalongan, yang usianya relatif mulai beranjak dewasa yakni 10 tahun
seharusnya sudah menjadikan lembaga ini memilikikemantapan dalam pengembanganketerampilan
mahasiswanya dalam menggunakan bahasa Inggris. Beberapa program yang
dicanangkan oleh pihak STAIN Pekalongan diantaranya adalah pendirian Ma’had
‘Aly, penyelenggaraan kelas TOEFL bagi mahasiswa, otonomisasi total
penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab dan Inggris oleh UPB, pengadaan kelas
multimedia, in-service training bagi dosen-dosen bahasa, dan lain-lain.
Ide-ide tersebut diharapkan memberikan jaminan mutu yang terbaik bagi
pendidikan bahasa Inggris di lembaga ini.
Diantara
faktor penentu keberhasilan pengembangan bahasa Inggris di lembaga ini adalah
faktor human resource yang menjadi pemain utama; mereka adalah mahasiswa
dan instruktur bahasa Inggris. Faktor lain yakni sarana dan prasarana juga
mempunyai kontribusi yang tidak kecil, akan tetapi kunci utama terciptanya
peningkatan mutu keterampilan bahasa Inggrismahasiswa STAIN Pekalongan justru
faktor SDM itu sendiri.
Komponen
utama dari human resource ini adalah sikap dan motivasi. Dalam hal ini,
bagaimana mahasiswa dan dosen bahasa Inggris di STAIN Pekalongan memiliki
keyakinan terhadap pentingnya faktor dalam penentuan pengembangan kemampuan
berbahasa Inggris. Terlebih lagi ada tidaknya dorongan serta motivasi dalam
mempelajari bahasa Inggris.
Dengan
uraian seperti telah dijelaskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yang
ingin dicapai oleh peneliti yakni mengetahui sikap dan motivasi mahasiswa dan
dosen bahasa Inggris STAIN Pekalongan untuk mengembangkan keterampilan bahasa
Inggris, serta mengetahui strategi yang dilakukan STAIN Pekalongan untuk
meningkatkan mutu keterampilan mahasiswanya dalam berbahasa Inggris.
B.
Metode Penelitian
Peneliti
melakukan penelitian tersebut di STAIN Pekalongan. Subjek pertama dari
penelitian tersebut adalah (10%) mahasiswa S1 reguler yang terdaftar pada bulan
September 2007 memasuki tahun ke-2 dan 10% dari mahasiswa S1 reguler baru yang
dipilih secara acak, 60 mahasiswa semester III dan 90 mahasiswa baru. Subjek
kedua dari penelitian ini yakni enam orang dosen bahasa Inggris di STAIN
Pekalongan.
Penelitian
kepada para mahasiswa tersebut dilakukan dengan cara pengumpulan para mahasiswa
di suatu ruangan dan dengan secara bersama-sama menjawab item-item survey dari
peneliti yang diberikan kepada mereka dan setelah selesai item-item yang berisi
jawaban tersebut dikumpulkan kembali kepada peneliti. Sedangkan penelitian
terhadap para dosen dilakukan dengan diberikannya angket kepada enam orang
dosen bahasa Inggris tersebut yang kemudian hasil dari angket tersebut
diberikan kembali kepada peneliti.
Untuk
memperoleh hasil penelitian tersebut, penelitian dianalisis menggunakan teknik
analisa statistik dan data kualitatif, yaitu dengan membuat tabel frekuensi dan
dicari nilai meanserta dianalisa dengan penafsiran oleh peneliti dimana
peneliti merumuskan keputusan-keputusan tentang data yang ada dalam konteks
yang partikular.
C.
Hasil Penelitian
Dari
hasil penelitian, peneliti dapat menyajikan hasil penelitiannya terhadap
mahasiswa, yang pertama yakni mengenai sikap mahasiswa terhadap pengembangan
keterampilan bahasa Inggris. Berikut tabel dari komponen sikap:
NILAI
|
KATEGORI
|
f
|
fr
|
MEAN
|
37 – 39
|
Sangat Positif
|
8
|
6
|
|
32 – 36
|
Positif
|
70
|
56
|
32
|
27 – 31
|
Biasa
|
43
|
34
|
|
22 – 26
|
Negatif
|
4
|
3
|
|
17 – 21
|
Sangat Negatif
|
1
|
1
|
|
|
|
126
|
|
|
Berdasarkan
tabel diatas dihasilkan responden yang berjumlah 126 mahasiswa menghasilkan 8
mahasiswa bersikap sangat positif, 70 mahasiswa bersikap positif, 43 mahasiswa
bersikap biasa, 4 mahasiswa bersikap negatif dan hanya 1 mahasiswa yang
bersikap sangat negatif terhadap pengembangan keterampilan bahasa Inggris
tersebut.
Hasil
penelitian terhadap mahasiswa yang kedua mengenai motivasi mahasiswa dalam
mempelajari bahasa Inggris. Survey mengenai motivasi ini menggunakan tiga
komponen: integrative orientation(IntO), instrumental orientation(InsO), dan
travel orientation(TO). Secara keseluruhan survey tersebut dihasilkan dalam
tabel berikut:
Tabel Analisa Statistik komponen motivasi ( N
= 126 )
NILAI
|
KATEGORI
|
f
|
fr
|
MEAN
|
136 – 145
|
Sangat Tinggi
|
11
|
9
|
|
126 – 135
|
Tinggi
|
25
|
20
|
|
116 – 125
|
Sedang
|
47
|
37
|
120
|
106 – 115
|
Rendah
|
32
|
25
|
|
96 – 105
|
Sangat Rendah
|
11
|
9
|
|
|
|
126
|
|
|
Berdasarkan tabel diatas dihasilkan
tingkatan motivasi mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris, dari responden
sejumlah 126 terdapat 11 mahasiswa bermotivasi tinggi, 25 mahasiswa bermotivasi
tinggi, 47 mahasiswa bermotivasi sedang, 32 mahasiswa bermotivasi rendah, dan
11 mahasiswa bermotivasi sangat rendah terhadap minatnya mempelajari bahasa
Inggris.
Hasil
penelitian terhadap para dosen STAIN Pekalongan yakni sikap dan motivasi dosen
bahasa Inggris terhadap pengembangan keterampilan bahasa Inggris di STAIN
Pekalongan. Survey penelitian atas sikap dosen terdapat pada tabel berikut:
Attitude
(sikap)
NILAI
|
KATEGORI
|
f
|
33 – 35
|
Sangat Positif
|
1
|
30 – 32
|
Positif
|
2
|
27 – 29
|
Biasa
|
2
|
Dari
tabel diatas diperoleh data yakni responden lima orang dosen dihasilkan dua
dosen bersikap positif, dua dosen bersikap biasa, dan hanya seorang dosen yang
bersikap sangat positif.
Survey
yang kedua yakni motivasi dosen dalam pengembangan keterampilan bahasa Inggris
di STAIN Pekalongan terdapat pada tabel berikut:
Motivasi IntO, InsO, TO
NILAI
|
KATEGORI
|
f
|
110 – 123
|
Sangat Tinggi
|
1
|
94 – 108
|
Tinggi
|
2
|
78 – 93
|
cukup
|
2
|
Survey
secara keseluruhan dari tabel diatas yakni, dari lima dosen terdapat dua dosen
yang bermotivasi cukup, dua dosen bermotivasi tinggi, dan hanya seorang dosen
yang bermotivasi sangat tinggi dalam mengembangkan keterampilan bahasa Inggris.
D.
Kelebihan
Kelebihan
jurnal tersebut adalah jumlah sampel yang diteliti dijelaskan secara detail
mengenai jumlahnya maupun jabatannya. Data penelitian yang diperoleh melalui
analisa statistik dan data kualitatif yang disajikan dengan tabel beserta
keterangan atas tabel tersebut, sehingga memberikan kemudahan dalam
memahaminya.
E.
Kekurangan
Selain
kelebihan yang telah diuraikan seperti diatas, jurnal penelitian tersebut juga
terdapat suatu kekurangan yakni populasi atau sampel yang diteliti hanyalah
sebagian kecil dari mahasiswa yang ada di STAIN Pekalongan sehingga di dalam
menarik kesimpulan tidak sepenuhnya dapat disimpulkan.
Review Artikel Mahasiswa
Ahmad Masroni[2]
Al-Mizan Edisi XIV I Januari – Juni 2007
Artikel
ini mengulas sebuah fenomena gaya hidup seorang mahasiswa pada masa sekarang
ini. Maraknya berbagai dunia hiburan menjadikan ratting teratas untuk melepas
penat dari rutinitas keseharian masyarakat termasuk mahasiswa. Dapat dilihat,
padatnya cafe – cafe, warnet, game station, tempat billiard, bahkan tempat
diskotik yang kebanyakan pendatangnya adalah mahasiswa.
Nampaknya
dunia hiburan telah mengubah gaya hidup mahasiswa. Gaya hidup mahasiswa –
khususnya di kota Pekalongan – saat ini mengalami ‘ketidak singkronan’
antara pola hidup seorang mahasiswa dengan orientasi masa depan mahasiswa. Pola
hidup yang sudah mengakar pada tatanan hidup mahasiswa yakni segala sesuatu
harus menarik, menyenangkan, menghibur, serta tidak kuno. Penampilan luar dari
sesuatu akan memerankan aspek dalamnya sesuatu tersebut. Apabila penampilan
luar tidak menarik maka isi yang terkandung didalamnya akanmemberi kesan tidak
menarik pula.
Penjelasan
lebih dari artikel ini yakni pola hidup mahasiswa yang lebih membudayakan poin –
poin inderawi saja. Budaya yang ngetrend dan yang tidak ketinggalan zaman sudah
menjadi citra diri dari mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh
globalisasi dan budaya barat yang merebak (westernisasi). Seperti halnya mode
pakaian saat ini yang lebih menonjolkan auratnya (khususnya bagi kaum wanita),
hobi berbelanja barang – barang mewah, kebiasaan nongkrong yang hanya membuang
– buang waktu, seks bebas ( kissing, nacking, petting, dan intercause ). Pola
hidup seperti ini sudah menjangkit dalam diri seorang mahasiswa.
Dalam
artikel ini disebutkan juga sisi lain seorang mahasiswa yang merupakan kaum
intelektual muda diharapkan menjadi generasi pemimpin perubahan ( The Director
of Change ) serta menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh
sebab itu, harus diutamakan pembekalan diri baik dalam mempersiapkan masa depan
(dunia kerja) maupun kemampuan diri dalam memecahkan masalah (problem solving).
Jika
di amati lebih jauh, mahasiswa seperti timbangan yang akan lebih mengikuti pada
titik benda yang terberat. Perhatikan saja, lembaga kampus pada dasarnya telah
mengatur kode etik berbusana bagi mahasiswa, namun hanya menjadi hidangan
fiktif bagi mahasiswa. Dari itu, penulis mengatakan bahwa diperlukan adanya
singkronisasi (penyesuaian) antara gaya hidup mahasiswa dengan orientasi masa
depan mahasiswa agar kesinambungan proses yang dijalani mahasiswa saat ini
(kuliah – kerja) dapat tercapai optimal. Terlebih lagi mahasiswa harus
mempunyai orientasi masa depan untuk memperbaiki diri dan masyarakat dengan
menghindari citra diri yang konsumtif, liberalis, dan hedonis dalam diri
mahasiswa.
Pesan
akhir yang disampaikan penulis yakni mahasiswa yang mengikuti kegiatan –
kegiatan pengembangan diri seperti mengikuti organisasi intra dan ekstra kampus
merupakan modal untuk melangkah ke masa depan yang cerah. Sudah saatnya
mahasiswa ‘bangun’ dalam memahami orientasi masa depan. Paling tidak dengan
kesiapan orientasi ke masa depan mahasiwa mampu membuat perencanaan hidupnya
sejak awal.
SIP ..mohon di perbayak riview jurnalnya sbg wawasan keilmuan kita bersama
BalasHapus